716 ASN Konut “Diuji Kompetensi”: Saat Potensi dan Kesabaran Dipertemukan di Depan Layar Komputer

RAGAM17 Dilihat

TELUSURSULTRA.COM, KENDARI – Di balik layar komputer yang menyala terang di ruang UPT BKN Regional IV Kendari, ratusan aparatur dari Pemerintah Kabupaten Konawe Utara tampak bersiap. Bukan untuk mengetik laporan bulanan, melainkan menghadapi sesuatu yang disebut Computer Assisted Competency Test (CACT). Ujian berbasis komputer yang katanya mampu memetakan potensi dan kompetensi para abdi negara.

Sebanyak 716 peserta tercatat mengikuti kegiatan ini. Delapan hari pelaksanaan, 14 sesi ujian. Angka yang mungkin terdengar sederhana, tapi dibaliknya tersimpan harapan besar: menemukan siapa diantara mereka yang benar-benar kompeten, dan siapa yang hanya pandai tersenyum di depan atasan.

Kegiatan yang digelar mulai 22 hingga 29 Oktober 2025 ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Konawe Utara, H. Abuhaera, S.Sos., M.Si, mewakili Bupati H. Ikbar, SH., MH. Hadir pula Kepala Kantor Regional IV BKN, Sekda Konawe Utara Dr. Safruddin, S.Pd., M.Pd, dan Kepala BKPSDM Konawe Utara. Formasi pejabat lengkap yang menandai betapa seriusnya pemerintah daerah menaruh perhatian pada urusan sumber daya manusia.

Dalam sambutannya, H. Abuhaera menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari upaya membangun sistem manajemen talenta ASN sebagaimana diamanatkan oleh berbagai regulasi. Mulai dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, Permenpan RB Nomor 3 Tahun 2020,hingga Keputusan Kepala BKN Nomor 411 Tahun 2025.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi, kompetensi manajerial, dan sosial kultural para aparatur, sehingga mampu mewujudkan ASN yang berintegritas, profesional, mandiri, adaptif, dan berdaya saing tinggi,” ujarnya dengan nada optimistis.

Sebuah cita-cita yang tentu saja mulia, walau realisasinya kerap terbentur oleh rutinitas birokrasi yang berjalan lebih lambat dari koneksi internet di beberapa kantor daerah.

Lebih lanjut, Wakil Bupati menambahkan bahwa penilaian ini bukan sekadar ujian kemampuan, melainkan investasi jangka panjang untuk mencetak aparatur yang “memiliki kompetensi di kepala, integritas di hati, dan semangat pelayanan di tangan”.Sebuah kalimat yang terdengar manis di podium, namun di ruang ujian bisa jadi terdengar seperti pengingat halus untuk tidak asal menebak jawaban di layar.

Suasana di ruang tes pun berlangsung tertib. Para peserta fokus menatap layar, sebagian mungkin berpikir tentang soal manajerial, sebagian lain berdoa agar sistem tidak tiba-tiba *error*. Dalam momen seperti ini, barangkali yang benar-benar diuji bukan hanya kompetensi, tapi juga kesabaran dan keteguhan hati seorang ASN menghadapi tantangan digital.

Di akhir sambutannya, H. Abuhaera berpesan agar seluruh peserta mengikuti kegiatan ini dengan penuh kesungguhan, disiplin, dan tanggung jawab. “Jadikan kegiatan ini sebagai sarana introspeksi, pengembangan diri, dan bukti kesiapan kita untuk menjadi ASN yang melayani masyarakat dengan sepenuh hati,” tutupnya.

Pesan yang sederhana, tapi jika dihayati, mungkin lebih kuat dari seribu pelatihan singkat. Sebab, pada akhirnya, kompetensi tak hanya diukur dari nilai di layar komputer, melainkan dari seberapa besar kemauan ASN untuk terus belajar, beradaptasi, dan tetap melayani. Bahkan di tengah sistem yang terkadang lebih rumit dari soal ujian itu sendiri. (REDAKSI)