TELUSURSULTRA.COM, KONUT
Masyarakat Morombo pemilik lahan di desa Waturambaha lokasi penambangan nikel PT Tiran Mineral meminta owber PT Tiran Grup, Andi Amran Sulaiman mencopot pimpinan PT Tiran Mineral. Hal itu dikarenakan pimpinan PT Tiran Mineral sampai saat ini belum menyelesaikan polemik lahan masyarakat seluas 30 hektar.
Lahan masyarakat seluas itu berpolemik karena telah diolah oleh PT Tiran Mineral namun belum dilakukan pembebasan lahan. Kegiatan perusahaan diatas lahan masyarakat itu telah berlangsung selama tiga tahun. Selama tiga tahun itu, masyarakat hanya mendapat janji dari PT Tiran Mineral.
Tak tahan menunggu janji, masyarakat pemilik lahan yang tergabung dalam Forum Masyarakat Pemilik Lahan Bersatu (Formilatu) melakukan aksi demonstrasi di site PT. Tiran Indonesia, Senin (20/3/2023). Masyarakat menuntut Hak-hak mereka kepada pimpinan tertinggi PT. Tiran Grup, Andi Amran Sulaiman. Dengan Harapan polemik lahan tersebut segera terselesaikan.
Kordinator Lapangan, Hendrik mengatakan pihaknya menuntut dua hal. Yakni mendesak owner Tiran Group, Andi Amran Sulaiman untuk turun langsung menyelesaikan polemik lahan masyarakat yang sudah dibiarkan berlarut-larut hingga tiga tahun. Pemilik lahan juga mendesak owner Tiran Group untuk memecat pimpinan PT Tiran Mineral yang dianggap tidak mampu menyelesaikan polemik lahan masyarkat.
“Masyarakat pemilik lahan adalah petani murni yang menggantungkan hidup di hutan atau gunung memanfaatkan lahan tidur sebagai lahan produksi untuk bercocok tanam menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga mereka. Dan itu telah berlangsung berpuluh puluh tahun yang lalu, sebelum PT. Tiran masuk menambang di lahan masyarakat,” ujar Hendrik.
Salah satu pemilik lahan, Jasmin berharap masalah lahan mereka segera dituntaskan oleh PT Tiran Mineral. Dia juga menginginkan bertemu langsung dengan pimpinan tertinggi perusahaan agar menyampaikan langsung persoalan ini dengan dugaan hal iti tidak pernah sampai ketelinga pimpinan perusahaan.
“Karena selama tiga tahun kami hanya di janji-janji terus tidak ada penyelesaian. Kami ingin bertemu langsung dengan pimpinan tertinggi PT. Tiran supaya masalah ini cepat selesai,” pintanya.
Dalam aksi demonstrasi yang dilakukan dilokasi pertambangan PT Tiran tersebut masyarakat ditemui oleh salah satu manajemen Tiran Group, Hendrikus T. Date. Dalam audensi bersama pemilik lahan, Hendrikus menjadwalkan pertemuan ulang pada Senin (27/3/2023) pekan depan.
Pertemuan selanjutnya diharapakan dapat dihadiri seluruh pihak terkait dalam hal ini management PT. Tiran, mantan kepala desa Morombo, Badila, dan perwakilan pemilik lahan agar bersama-sama mengecek lahan masyarakat untik segera dilakukan penyelesaian ganti rugi lahan. (REDAKSI)